Kondisi Ekosistem
Di Lingkungan SMA Negeri 1 Kota Sukabumi
Description: logo

Disusun untuk memenuhi tugas mata pelajaran: Biologi

Disusun oleh Kelompok 1:
§  Neng Rahayu
§  Niken Intan Firdaus
§  Rini Sa’adatunnisa
§  Sherin Safitri
§ Sifa Hidayati Wildatul Fikri

KELAS X IPA 1


SMA NEGERI 1 KOTA SUKABUMI
Jalan R.H Didi Sukardi No.124 Sukabumi
2013/2014

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya. Shalawat serta salam semoga terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang keberadaannya menjadi contoh teladan utama kita.
Alhamdulillah pada minggu ini, kami telah selesai melaksanakan tugas membuat laporan praktikum mengenai “Kondisi Ekosistem di Lingkungan SMA Negeri 1 Kota Sukabumi”. Dimana laporan ini kami susun secara sistematis berdasarkan hasil praktikum dan observasi yang kami lakukan, serta data yang kami peroleh dari berbagai sumber.
Kami berharap semoga laporan ini dapat membantu siswa-siswi dalam belajar, sehingga dapat lebih giat, aktif, dan kreatif untuk menuju prestasi yang tinggi. Ucapan terima kasih kami sampaikan kepada ibu guru dan rekan-rekan yang telah memberikan motivasi dan masukan sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik.
Akhirnya dengan kerendahan hati, kami berharap semoga apa yang sudah kami susun ini bisa bermanfaat, khususnya untuk kami sendiri dan umumnya untuk semua pihak, dan kiranya berkenan untuk memberikan kritik dan saran demi perbaikan di masa yang akan datang.


                                                                                    
                                                                                  Sukabumi, 30 Mei 2014

                                                                                        Tim Penyusun

DAFTAR ISI
Kata Pengantar......................................................................................................... i
Daftar Isi.................................................................................................................. ii
BAB  I  PENDAHULUAN................................................................................... 1
1.1  Latar Belakang Masalah.................................................................................... 1
1.2  Rumusan Masalah.............................................................................................. 1
1.3  Tujuan Penulisan................................................................................................ 2
1.4  Manfaat Penulisan............................................................................................. 2
BAB  II  TINJAUAN PUSTAKA........................................................................ 3
2.1 Kajian Teori....................................................................................................... 3
BAB III METODE PENELITIAN...................................................................... 6
3.1  Sasaran Penelitian.............................................................................................. 6
3.2  Instrumen Penelitian.......................................................................................... 6
3.5 Metode Pengumpulan Data............................................................................... 6
3.6 Jadwal Penelitian............................................................................................... 7
3.7 Prosedur Penelitian............................................................................................ 7
BAB IV DATA DAN PEMBAHASAN.............................................................. 8
4.1 Data Hasil Penelitian......................................................................................... 8
4.2 Pembahasan..................................................................................................... 10
BAB V PENUTUP.............................................................................................. 13
5.1 Simpulan.......................................................................................................... 13
5.2 Saran................................................................................................................ 13
Daftar Pustaka..................................................................................................... 14

Lampiran Gambar.............................................................................................. 15
BAB I
PENDAHULUAN
1.1   Latar Belakang Masalah
Pada kenyataannya, makhluk hidup tidak dapat lepas dari lingkungannya, baik itu biotik maupun abiotik. Dengan interaksi kedua komponen tersebut, ekosistem akan selalu tumbuh berkembang sehingga menimbulkan perubahan ekosistem karena di dalam lingkungan terjadi interaksi yang luas dan kompleks.
Pada dasarnya meneliti sebuah ekosistem tidak mudah. Melakukan penelitian sebuah ekosistem itu memerlukan kesabaran yang luar biasa. Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Di dalam ekosistem terdapat lingkungan biotik dan abiotik. Adapun komponen abiotik berupa suhu, cahaya matahari, air, tanah dan batu, garam, iklim. Sedangkan komponen biotik meliputi hewan, tumbuhan, baik itu individu, populasi, komunitas, ekosistem. Adapun satuan makhluk hidup dalam ekosistem dapat berupa individu, populasi, atau komunitas.
Ekosistem tidak akan tetap selamanya, tetapi selalu mengalami perubahan. Antara faktor biotik dan abiotik akan selalu mengalami interaksi. Hal ini lah yang merupakan salah satu penyebab perubahan. Perubahan suatu ekosistem dapat disebabkan oleh proses alamiah atau karena campur tangan manusia. Berdasarkan latar belakang tersebut maka dilakukankanlah penelitian ini.
1.2  Rumusan Masalah
1.      Apakah yang dimaksud dengan ekosistem?
2.      Apa saja komponen penyusun ekosistem?
3.      Apa hubungan antara biotik dan abiotik dalam ekosistem?
4.      Bagaimana kondisi ekosistem yang ada di lingkungan SMA Negeri 1 Sukabumi?



1.3   Tujuan Penulisan
1.      Mengetahui apa yang dimaksud ekosistem.
2.      Mengetahui komponen-komponen yang terdapat dalam ekosistem.
3.      Mempelajari suatu komunitas dengan mengumpulkan data sebanyak mungkin.
4.      Mengetahui hubungan antara komponen biotik dan abiotik dalam ekosistem.
5.      Mengetahui kondisi ekosistem yang ada di lingkungan di SMA Negeri 1 Sukabumi.

1.4   Manfaat Penulisan
Laporan ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan meningkatkan minat belajar bagi kalangan pelajar, serta meningkatkan rasa ingin tahu untuk mengetahui bagaimana kondisi ekosistem di lingkungan SMA Negeri 1 Kota Sukabumi.











BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1   Kajian Teori
Ekosistem adalah suatu sistem ekologi yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara makhluk hidup dengan lingkungannya. Ekosistem dapat dikatakan juga sebagai tatanan kesatuan secara utuh dan menyeluruh antara segenap unsur lingkungan yang saling mempengaruhi.
Ekosistem merupakan penggabungan dari setiap unit biosistem yang melibatkan interaksi timbal balik antara organisme dan lingkungan fisik  sehingga aliran energi menuju kepada suatu struktur biotik tertentu dan terjadi suatu siklus materi antara organisme dan anorganisme. Dan matahari sebagai sumber dari semua energi yang ada.
Dalam ekosistem, organisme dalam komunitas berkembang bersama-sama dengan lingkungan fisik sebagai suatu sistem. Organisme akan beradaptasi dengan lingkungan fisik. Sebaliknya organisme juga mempengaruhi lingkungan fisik untuk keperluan hidup.
Komponen Penyusun Ekosistem
Komponen abiotik, merupakan komponen fisik dan kimiawi pada suatu ekosistem sebagai medium atau substrat untuk berlangsungnya suatu kehidupan. Komponen abiotik meliputi udara, air, tanah, garam mineral, suhu, cahaya matahari, kelembapan udara dan derajat keasaman.
a.       Suhu, merupakan deraja energi panas. Sumber utama energi panas adalah radiasi matahari. Suhu sangat diperlukan oleh setiap mahluk hidup, berkaitan dengan reakssi kimia yang terjadi dalam tubuh makhluk hidup.
b.      Cahaya matahari merupakan salah satu energi yang bersumber dari radiasi matahari. Cahaya matahari terdiri dari beberapa macam panjang gelombang. Jenis panjang gelombang, intensitas cahaya, dan lama penyinaran cahaya matahari dengan panjang gelombang tertentu untuk proses fotosintesis.
c.       Air, terdiri atas molekul-molekul H2O. Air dapat berbentuk gas berupa uap air. Dalam kehidupan air sangat diperlukan oleh makhluk hidup karena sebagian besar tubuhnya mengandung air.
d.      Udara, terdiri dari beberapa macam gas, yaitu Nitrogen (78,09%), oksigen (20,93%), karbon dioksida(0,03%) dan gas-gas lainnya.  Nitrogen diperlukan makhluk hidup untuk membentuk protein. Oksigen diperlukan makhluk hidup untuk bernapas. Karbon dioksida digunakan tumbuhan untu fotosintesis.
e.       Tanah, merupakan hasil pelapukan batuan yang disebabkan oleh iklim atau lumut, dan pembusukan bahan organik. Tanah memiliki sifat, tekstur, dan kandungan garam mineral tertentu.
Komponen biotik. Biotik adalah makhluk hidup. Lingkungan biotik meliputi seluruh makhluk hidup di bumi, baik dari spesiesnya sendiri maupun dari spesies berbeda yang hidup di temapt yang sama. Dengan demikian, dalam suatu tempat setiap makhluk hidup merupakan lingkungan hidup bagi makhluk hidup lain.  Komponen-komponen biotik terdiri dari berbagai jenis mikroorganisme, jamur, ganggang, lumut, tumbuhan paku, tumbuhan tingkat tinggi, invertebrate, vertebrata, dan manusia.
Berdasarkan segi tingkatan trofik, maka komponen biotik dalam ekosistem dibedakan menjadi 2 macam, yaitu komponen autotrof dan komponen heterotrof.
1.      Komponen autotrof adalah organisme uniseluler maupun multiseluler yang memliki klorofil sehingga dapat melakukan proses fotosintesis.  Misalnya fitoplankton, ganggang,lumut, tumbuhan paku dan tumbuhan berbiji.  Organisme autrotrof merupakan produsen utama dalam ekosistem.
2.      Komponen heterotrof adalah organisme yang dalam hidupnya selalu memanfaatkan bahan organik yang disediakan oleh organisme lain sebagai bahan makanannya. Organisme heterotrof terdiri atas herbivore sebagai konsumen primer (I), karnivor sebagai konsumen sekunder (II), karnivor pemakan karnivor sebagai konsumen tersier (III), dekomposer dan detritivor.
Macam-Macam Ekosistem
Secara garis besar, ekosistem dibedakan menjadi ekosistem darat dan ekosistem perairan serta ekosistem buatan.
1.      Ekosistem air, terdiri atas ekosistem akuatik ekosistem air laut, ekosistem estuari, ekosistem pantai dan ekosistem laut dalam,
-          Ekosistem akuatik, yaitu ekosistem air tawar. Ciri-ciri ekosistem akuatik antara lain variasi suhu tidak mencolok, penetrasi cahaya kurang, dan terpengaruh oleh iklim dan cuaca.
-          Ekosistem air laut, habitat laut (oseanik) ditandai oleh salinitas yang tinggi dengan ino Cl- mencapai 55% terutama di daerah laut tropik, karena suhunya tinggi dan penguapan yang besar.
2.      Ekosistem darat, adalah ekosistem yang lingkungan fisiknya berupa daratan. Terdiri atas hutan hujan tropis, sabana, padang rumput, gurun dan juga hutan gugur.
-          Hutan hujan tropis, terdapat di daerah tropik dan subtropik. Cirinya adalah curah hujan 200-225 cm pertahun. Spesies pepohonan relatif banyak, jenisnya berbeda antara satu dengan yang lainnya tergantung letak geografisnya.
-          Gurun, terdapat di daerah tropic yang berbatasan dengan padang rumput. Ciri-cirinya gersang dan curah hujan rendah (25 cm/tahun). Perbedaan suhu siang dan malam sangat besar. Tumbuhan semusim yang terdapat di gurun berukuran kecil.
-          Hutan gugur, terdapat di daerah beriklim sedang. Ciri-cirinya adalah hujan merata sepanjang tahun. Terdapat di daerah yang mengalami 4 musim. Jenis pohon sedikit dan tidak terlalu rapat.
3.      Ekosistem buatan adalah ekosistem yang diciptakan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.contohnya bendungan, agroekosistem berupa sawah tadah hujan dan juga sawah irigasi.


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1  Sasaran Penelitian
Populasi adalah kelompok yang menjadi sasaran penelitian yaitu subjek yang jumlahnya dapat atau tidak dapat diketahui. Adapun populasi dalam penelitian ini adalah ekosistem darat yang ada di lingkungan SMA Negeri 1 Kota Sukabumi.
Sampel adalah bagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Adapun sampel dari penelitian ini adalah ekosisitem darat yang berada di lingkungan labolatorium biologi SMA Negeri 1 Kota Sukabumi.
3.2 Instrumen Penelitian
Adapun alat-alat dan bahan yang dipergunakan dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

a.      Alat:
-          Kuadran
-          Termometer
-          Alat tulis
-          Kamera
-          Kalkulator
b.      Bahan:
-          Kertas




3.1   Metode Pengumpulan Data
Adapun dalam pengumpulan data kami menggunakan metode:
Ø  Penelitian dan observasi, yaitu dengan melakukan perngamatan terhadap semua komponen ekosistem yang ada di lingkungan labolatorium SMA Negeri 1 Kota Sukabumi.



3.2   Jadwal Penelitian
Jadwal Penelitian:
Hari/tanggal                : Senin, 26 Mei 2014
Waktu                         : Pukul 12.30-14.00 WIB
Lokasi                         : Halaman Labolatorium Biologi
                                SMA Negeri 1 Kota Sukabumi
Jadwal pengolahan data:
Hari/tanggal                : Jumat, 30 Mei 2014
Waktu                         : Pukul 11.00 s/d selesai
Lokasi                         :  SMA Negeri 1 Kota Sukabumi

3.3  Prosedur Penelitian
Langkah-langkah yang kami lakukan dalam penelitian ini yaitu, sebagai berikut:
1.      Menyiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2.      Menenetukan daerah penelitian.
3.      Mengumpulkan data sebanyak mungkin berupa komponen biotik maupun komponen abiotik yang ada pada daerah kuadran.
4.      Mengamati semua komponen biotik dan abiotik yang terdapat dalam setiap plot.
5.      Menghitung jumlah masing-masing jenis hewan dan tumbuhan yang ditemukan, lalu menghitung jumlah presentasenya. Begitu juga dengan komponen abiotiknya.
6.      Mengolah data yang telah didapatkan dari hasil penelitian.
7.      Membuat laporan penelitian.



BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Hasil Penelitian
Tabel 1.1 Pengamatan komunitas 1

Komponen Biotik dan Abiotik

Komunitas
Populasi 1
Populasi 2
Populasi 3
Populasi 4
Populasi 5
Populasi 6
Populasi 7
Populasi 8
Populasi 9
Populasi 10
Populasi 11
Populasi 12
Populasi 13
Populasi 14
Populasi 15
Populasi 16
Jumlah
Hasil presentase
Rumput
80%
75%
80%
85%
75%
80%
70%
80%
75%
80%
80%
70%
80%
75%
80%
85%
1250%
78%
Semut merah
1
2
15
5
3
16
5
6
8
3
5
10
7
4
7
1

614%

38%
Presentase

6%
13%
94%
31%
19%
100%
31%
38%
50%
19%
31%
63%
44%
25%
44%
6%
Semut hitam
-
-
-
1
-
1
-
1
5
4
1
-
-
-
-
-

80%

5%
Presentase

0%
0%
0%
6%
0%
6%
0%
6%
31%
25%
6%
0%
0%
0%
0%
0%
Jangkrik
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
-
-
-
-
-
-

6%

0,4%
Presentase
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
6%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
Tanah

Udara
Sinar matahari
Air
Suhu

26°C
26°C
26°C
26°C
26°C
26°C
26°C
26°C
26°C
26°C
26°C
26°C
26°C
26°C
26°C
26°C
Batu
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
6
3
-
-
-
-

63%

4%
Presentase
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
6%
38%
19%
0%
0%
0%
0 %
Daun kering
-
3
2
-
-
6
1
1
1
2
2
-
 -
1
1
1
132%
8%
Presentase
0%
19%
13%
0%
0%
38%
6%
6%
6%
13%
13%
0%
0%
6%
6%
6 %
Genting
-
-
-
-
-

-
-
-
 -
-
1
-
-
-
-
6%
0,4%
Presentase
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
6%
0%
0%
0%
0%
Ranting pohon
1
2
-
-
-
-
-
-
-
-
1
1
-
1
-
1
43%
3%
Presentasi
6%
13%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
6%
6%
0%
6%
0%
6%
Sampah
0%
0%
0%
0%
0%
0%
6%
0%
0%
0%
0%
13%
0%
0%
0%
0%
19%
2%


Tabel 1.2 Pengamatan komunitas 2


Komponen Biotik dan Abiotik
Komunitas
Populasi 1
Populasi 2
Populasi 3
Populasi 4
Populasi 5
Populasi 6
Populasi 7
Populasi 8
Populasi 9
Populasi 10
Populasi 11
Populasi 12
Populasi 13
Populasi 14
Populasi 15
Populasi 16
jumlah
Hasil presentase
Rumput
40%
50%
45%
50%
40%
40%
45%
55%
50%
40%
55%
45%
50%
40%
55%
50%
750%
47 %
Semut merah
-
-
-
5
-
3
-
2
6
-
7
15
4
4
1
2

308%

20 %
Presentase

0%
0%
0%
31%
0%
19%
0%
13%
38%
0%
44%
94%
25%
25%
6%
13%
Semut hitam
-
-
1
-
-
-
-
-
7
12
-
-
-
-
-
-

125%

  8%

Presentase

0%
0%
6%
0%
0%
0%
0%
0%
44%
75%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
Pohon mangga
1
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-

6%

0,4%
Presentase
6%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
Tanah




Udara
Sinar matahari
Air
Suhu

27 °C
27°C
27°C
27°C
27°C
27°C
27°C
27°C
27°C
27°C
27°C
27°C
27°C
27°C
27°C
27°C
Batu
8
1
-
-
3
1
2
-
2
-
-
-
-
-
-
-

107%

7%

Presentase
50%
6%
0%
0%
19%
6%
13%
0%
13%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
Daun kering
-
10
4
7
-
-
-
-
-
-
-
-
11
-
3
-

220%

14%
Presentase
0%
63%
25%
44%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
69%
0%
19%
0%
Genting
-
-
-
-
1
-
-
-
-
1
-
-
-
-
-
-

12 %

0,8%
Presentase
0%
0%
0%
0%
6%
0%
0%
0%
0%
6%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
Ranting pohon
1
-
-
-
1
1
-
-
-
3
-
-
-
-
3
2

69%

5%
Presentase
6%
0%
0%
0%
6%
6%
0%
0%
0%
19%
0%
0%
0%
0%
19%
13%
Sampah
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
1
-
-
-
-
-

6%

0,4%
Presentase
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
0%
6%
0%
0%
0%
0%
0%


4.2 Pembahasan                                               
Dari data hasil penelitian yang telah kami lakukan, kami meneliti 2 komunitas yang memiliki komponen biotik dan abiotik seperti pada tabel di atas. Adapun komponen abiotik yang kami temukan dalam penelitian ini yaitu  tanah, udara, batu, sampah, ranting pohon, genting, daun kering, sinar matahari dan suhu. Dan komponen biotik seperti pohon mangga, rumput, semut merah, semut hitam serta jangkrik. Setelah mengamati hasil dari data yang telah diperoleh, ternyata komponen biotik di komunitas 1 lebih banyak dari pada komunitas 2, dan komponen abiotik lebih banyak di komuitas 2 daripada komunitas 1. Tetapi dalam intensitas suhu dan cahaya matahari, komunitas 2 lebih banyak mendapatkan cahaya matahari, sehingga menyebabkan perbedaan pada suhu udaranya.
Pembahasan komunitas 1
Dari penelitian ini, dapat dilihat hubungan antar komponen biotik dan abotik yang saling berhubungan. Pada komunitas 1, terdapat rumput sebagai produsen atau organisme autotrof yang menghasilkan energi bagi konsumen tingkat pertama. Adapun dalam komunitas ini yang berperan sebagai konsumen 1 yaitu jangkrik, semut merah dan juga semut hitam. Untuk selanjutnya, konsumen 2 dalam komunitas ini belum diketahui karena saat pengamatan tidak terlihat ada predator lain. Keadaan komponen abiotik di komunitas ini dapat dikategorikan baik untuk tanah yang gembur dan presentase rumput yang cukup subur.
Pada pengamatan di komunitas 1 ini, setelah diamati maka didapat jumlah presentase komponen biotik, yaitu jumlah presentase rumput sebesar 78%, semut merah 38%, semut hitam 5%, dan  jangkrik sebesar 0,4%.  Adapun presentase komponen abiotiknya : batu 4%, daun kering 8%, genting 0,4%, ranting pohon 3%, dan sampah 2%. Adapun presentase intensitas udara, tanah, air dan cahaya matahari yang ada di komunitas 1 sebanyak 100%. Sementara suhu udara pada komunitas ini yaitu 26°C.


Pembahasan Komunitas 2
Begitupun dengan komunitas 2, terdapat rumput dan pohon mangga sebagai produsen. Semut merah dan semut hitam sebagai konsumen tingkat pertama, dan konsumen tingkat 2 pun belum diketahui karena saat pengamatan tidak terlihat predator lain. Keadaan komponen abiotik di komunitas ini tidak cukup lebih baik jika dibandingkan dengan komunitas 1, seperti intensitas cahaya matahari yang kurang masuk ke tempat ini, dan juga keringnya sebagian rumput dikarenakan jumlah air yang ada pada tanah tidak sebanyak di komunitas 1.
Pada pengamatan di komunitas 2, setelah diamati maka didapat beberapa jumlah presentase komponen biotik, yaitu jumlah presentase rumput sebesar 47%, semut merah 20%, semut hitam 8%, dan  Pohon mangga sebesar 0,4%.  Adapun presentase komponen abiotiknya : batu 7%, daun kering 14%, genting 0,8%, ranting pohon 5%, dan sampah 0,4%. Adapun presentase intensitas udara, tanah, air yang ada di komunitas ini sebanyak 100%. Sedangkan intensitas cahaya matahari yang masuk ke dalam komunitas ini kurang lebih sekitar 80% sehingga memungkinkan suhu udaranya lebih tinggi dari suhu pada komunitas 1 yaitu sebesar 27°C.
Kita mengetahui bahwa dalam sebuah ekosistem terjadi hubungan timbal balik antara sesama organisme dan dengan lingkungannya. Hal itu dilakukan semata-mata untuk dapat bertahan hidup dengan membutuhkan komponen lain untuk memenuhi kebutuhannya. Kelangsungan hidup organisme membutuhkan energi. Energi tersebut bisa ditransfer melalui rantai makanan berupa peristiwa makan dimakan antar organisme dalam suatu ekesistem membentuk stuktur trofik.
Tingkatan trofik pertama yaitu organisme autrotrof (produsen). Dalam praktikum ini kami hanya menemukan yaitu rumput dan pohon mangga sebagai produsen yang jumlahnya cukup banyak. Kemudian trofik kedua ditempati oleh organisme heterotrof yang dalam praktikum ini kamu hanya menemukan semut merah, semut hitam dan jangkrik sebagai konsumen tingkat pertama. Lalu konsumen tingkat pertama ini akan dimakan oleh konsumen tingkat dua dan begitu seterusnya.
Dalam praktikum dan pengamatan yang telah kami lakukan, rumput sebagai produsen. Lalu rumput mati dan mongering, sehinggasemut sebagai konsumen tingkat pertama dapat memakan daun-daun yang kering tersebut, karena terkadang semut juga dapat memakan sisa organik yang telah mongering atau mengambil unsur glukosa dalam tumbuhan. Adapun unsur abiotikk sangat berpengaruh bagi komponen biotik yang berada dalam ekosistem tersebut, seperti halnya batu dan tanah digunakan oleh semut untuk berlindung dari musuhnya, dan masih banyak contoh yang lainnya.
















BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Ekosistem adalah suatu sistem di alam dimana di dalammya terjadi hubungan timbal balik antara komponen biotik dan abiotik. Komponen abiotik dan biotik pada komunitas yang berada di lingkungan labolatorium Biologi SMAN 1 Kota Sukabumi berlangsung seimbang karena adanya timbal balik antar komponen biotik yang meliputi : rumput, pohon mangga, jangkrik, semut merah, dan semut hitam dengan komponen abiotik yang meliputi : suhu, sinar matahari, tanah, batu, sampah, genting dan daun kering.
5.2 Saran
Sebagai manusia, kita seharusnya dapat menjaga keseimbangan ekosistem, baik itu dengan cara merawat keindahan alam dan memanfaatkannya dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat tercipta keseimbangan ekosistem yang tentunya sangat berpengaruh terhadap kehidupan sehari-hari.









Daftar Pustaka

Irnaningtyas. 2013. Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
windyekasafitrilagi.blogspot.com/2011/05/laporan-praktikum-biologi.html?m=1
















Lampiran Gambar

No comments:

Post a Comment